BAB I
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Secara umum, strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalm bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar. Strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Istilah strategi mula-mula dipakai dikalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang (operasi) peperangan, terutama yang erat kaitannya dengan gerakan pasukan dan navigasi ke dalam posisi perang yang dipandang paling menguntungkan untuk memperoleh kemenangan (Hornby, 1973:997).
Pemakaian istilah strategi dimaksudkan sebagai daya upaya, guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar. Dengan rumusan lain, dapat juga dikemukakan bahwa strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif, untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar-mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan.
Menurut Newman dan Logan, strategi berarti setiap usaha meliputi empat masalah yaitu:
1. Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut.
2. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk mencapai sasaran.
3. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.
4. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.
A. Penggolongan Strategi Belajar Mengajar
Menurut Tabrani Rusyan dkk, ada berbagai masalah sehubungan dengan belajar mengajar yang secara keseluruhan digolongkan sebagai berikut:
1. Konsep dasar strategi belajar mengajar.
2. Sasaran kegiatan belajar.
3. Belajar mengajar sebagai suatu sistem.
4. Hakikat proses belajar.
5. Entering behavior siswa.
6. Pola-pola belajar siswa.
7. Pemilihan sistem belajar mengajar.
8. Pengorganisasian kelompok belajar.
1. Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku.
b. Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, dan pemilihan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar.
c. Norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
2. Sasaran kegiatan belajar mengajar
Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi tujuan yang akan dicapai. Sasaran itu harus diterjemahkan kedalam ciri-ciri prilaku kepribadian yang didambakan. Pola tingkat sasaran dan tujuan yang universal. Manusia yang di idamakan tersebut harus memiliki kualifikasi:
a. Pengembangan bakat secara optimal.
b. Hubungan antar manusia.
c. Efesiensi ekonomi.
d. Tanggung jawab selaku warga negara.
3. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem
Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu pada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling tergantung antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan.sebagai suatu sistem belajar mengajar meliputi sejumlah komponen antara lain: tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar setiap komponen itu terjadi kerjasama. Karena itu, guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen tertentu saja, misalnya metode, bahan dan evaluasi saja. Tetapi ia harus mempertimbangkan komponen lainnya secara keseluruhan.
Secara khusus dalam proses belajar mengajar, guru berperan sebagai pengajar pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator, dan lain-lain. Untuk itu wajar bila guru memahami segenap aspek pribadi anak didik seperti:
a. Kecerdasan dan bakat khusus,
b. Prestasi sejak permulaan sekolah,
c. Perkembangan jasmani dan kesehatannya,
d. Kecenderungan emosi dan karakternya,
e. Sikap dan minat belajar,
f. Cita-cita,
g. Kebiasaan belajar dan bekerja,
h. Hobi dan penggunaan waktu senggang,
i. Hubungan sosial di sekolah dan dirumah.
j. Latar belakang keluarga,
k. Lingkungan tempat tinggal,
l. Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik.
4. Hakikat Proses Belajar
Belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi.
5. Entering Behavior Siswa
Menurut Abin Syamsudin, entering behavior akan dapat di identifikasi dengan cara berikut ini:
a. Secara tradisional, para guru mulai dengan pertanyaan tentang bahan yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan baru.
b. Secara inovatif, guru tertentu diberbagai lembaga pendidikan mampu mengembangkan instrumen pengukuran prestasi belajar dengan mengadakan pra-tes sebelum siswa mengikuti program belajar mengajar.
Gambaran tentang entering behavior siswa ini banyak menolong guru antara lain:
a. Diketahuinya seberapa jauh kesamaan individual siswa dalam taraf kesiapannya (readiness), kematangan (maturation), serta tingkat penguasaan (mastery), pengetahuan dan keterampilan dasar bagi penyajian bahan baru.
b. Diketahuainya disposi prilaku siswa tersebut dapat mempertimbangkan dan memilih bahan, prosedur, metode, teknik dan alatbantu belajar mengajar yang sesuai.
c. Dengan membandingkan nilai pra-tes dengan nilai hasil pasca tes atau setelah menajalani program kegiatan belajar mengajar, guru akan mendapat petunjuk, seberapa jauh dan seberapa banyak perubahan prilaku itu telah terjadi dalam diri siswa.
Ada tiga dimensi dari entering behavior ini yang perlu diketahui, antara lain:
a. Batas-batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimilki dan dikuasai siswa.
b. Tingkatan tahapan materi pengetahuan terutama kawasan pola-pola sambutan atau kemampuan yang telah dimiliki siswa.
c. Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psikofisik.
6. Pola-polaBelajarSiswa
Gagne menggolongkanpola-polabelajarsiswakedalamdelapantipe:
1. Tipe Signal Learning (belajarisyarat)
2. Tipe Stimulus-Respon Learning (belajarrangsangantanggapan)
3. Tipe Chaining (mempertautkan)
4. Tipe Verbal Association
5. Tipe Discrimination Learning (belajarmembedakan)
6. Concept Learcning (belajarpengertian)
7. Rule Learning (belajarmembuatgeneralisasi, hokum, dankaidah)
8. Problem Solving (belajarmemecahkanmasalah)
Dengan proses pengidentifikasian entering behavior sepertidijelaskandalamuraianterdahulu, guru akandapatmengidentifikasitahapbelajaratautipebelaja, yang telahdijalaninya. Atasdasaritu guru dapatmemilih alternative strategipengorganisasianbahandankegiatanbelajar.
7. MemilihSistemBelajar
Berbagai system pengajaran yang menarikperhatianakhir-akhiriniadalah enquiry discovery approach, expository approach, mastery learning, dan humanistic education.
a. Enquiry Discovery Learning, belajarmencaridanmenemukansendiri.
Secaragarisbesar, prosedurnyaadalahsebagaiberikut:
1. Simulation
2. Problem Statement
3. Data Collection
4. Data Processing
5. Verification
6. Generalization
Sistembelajar yang dikembangkan Bruner inimenggunakanlandasanpemikiranpendekatanbelajarmengajarbahwahasilbelajardengancarainilebihmudahdihafaldandiingat, sertamudahditransferuntukmemecahkanmasalah.
Kelemahannya adalah memakan waktu yang cukup lama, dan kalau kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menyebabkan kekacauan dan kekaburan atas dasar materi yang dipelajari.
b. Expository Learning
Secaragarisbesar, procedure iniadalah:
1. Preparasi
2. Apersepsi
3. Presentasi
4. Resitasi
c. Mastery Learning
Menurut Carol, detiap anak didik akan mampu menguasai bahan kalau diberi waktu atau kesempatan yang cukup untuk mempelajarinya, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengandemikian, tingkatanbelajaritumerupakanfungsidariproporsiwaktu yang disediakanuntukbelajaratau time allowed for learning, denganwaktu yang diperlukanuntukbelajaratau time needed for learning olehpesertadidik. Kalaudinyatakandalamrumus:
Carol tidakmenyangkalbahwaada factor dominan lain yang berpengaruh terhadap taraf penguasaan dalam belajar itu, antara lain kualitas pengajaran dengan taraf kemampuan siswa untuk memahami pelajaran itu. Selain itu, faktor motivasi juga sangat berpengaruh. Dengan begitu, rumus diatas dapat dikembangkan lebih lanjut:
d. Humanistic education
Tidak bisa disangkal bahwa kemampuan dasar para siswa itu sangat bervariasi secara individual. Oleh karena itu muncul teori belajar yang menitik beratkan upaya untuk membantu siswa agar sanggup mencapai perwujudan dirinya sesuai dengan kemampuan dasar dan keunikan yang dimilikinya. Car pendekatan nya masih bersifat enquiry discovery based approaches.
8. Pengorganisasian Kelompok Belajar
Disarankan kelompok belajar anak didik seperti berikut:
1. N = 1. Pada situasi yang ekstrim, kelompok belajar itu mungkin hanya seorang.
2. N = 2 – 20. Untuk kelompok kecil sekitar dua sampai dua puluh orang, metode belajarnya bisa dengan diskusi atau seminar.
3. N > 40 orang. Kalau kelompok belajar melebihi 40 orang pesertanya biasanya disebut audiance. Metode belajar mengajarnya adalah kuliah atau ceramah
BAB II
MACAM- MACAM METODE MENGAJAR
I. METODE CERAMAH
A. Pengertian
Ceramah (lecture) berasal dari bahasa lati, kata “Lego” (gere, lectus), yang berarti “membaca”. Guru-guru mengajarkan membaca teks bersumber dari buku. Legu berubah maknanya sebagai “mengajar”, sebagai suatu bentuk pengajaran yang disebut “metode ceramah”
Metode ceramah disebut juga metode kuliah (lecture method), karena banyak digunakan di perguruan tinggi. Metode ceramah adalah suatu cara penyampaian atau penyajian bahan pelajaran secara lisan.
Dari berbagai hasil penelitian tentang efektifitas metode ceramah dibandingkan metode-metode lain dapat dikemukakan secara garis besar bahwa metode ceramah sangat efektif untuk menyampaikan informasi dan bahan-bahan yang bersifat informatif. Namun, metode ceramah tidak akan efektif kalau digunakan untuk usaha-usaha meningkatkan pelajaran.
B. Berbagai bentuk pengorganisasian bahan ceramah antara lain:
1. Bentuk khirarki
a. Khirarkhi klasifikasi
b. Khirarkhi berpusat pada suatu masalah;
2. Bentuk mata rantai
3. Bentuk yang bervariasi
a. Bentuk komparasi
b. Bentuk diktomi logis
c. Bentuk jaringan (network)
C. Persiapan Ceramah
Agar ceramah itu efektif. Memerlukan persiapan yang cermat, yakni:
1. Guru harus menguasai bahan pelajaran sepenuhnya.
2. Guru harus menyiapkan outline atau gari besar pelajaran, sehingga murid dapat mengikuti jalan pelajaran.
3. Guru harus memikirkan dan menyiapkan alat-alat peraga yang diperlukan.
4. Ceramah (pelajaran) itu bharus disesuaikan dengan bahan apersepsi atau bahan pengait.
5. Guru harus memikirkan cara-cara untuk menarik minat siswa.
Herbart mengemukakan lima langkah dalam menyampaikan bahan pelajaran yakni:
1. Persiapan
Tujuannya ialah (1) menjelaskan kepada siswa apakah tujuan pelajaran, maslaah apakah yang akan dibahas dalam pelajaran itu, (2) membangkitkan bahan apersepsi untuk membantu siswa memahami pelajaran yang akan diuraikan atau disajikan.
D. Penyajian
Kecocokanceramahsebagaimetode pengajaran
Metode hanya cocok :
a. Untuk menyampaikan informasi.
b. Bila bahan ceramah langka.
c. Jika organisasi sajian harus disesuaikan dengan sifat si penerima.
d. Bila perlu membangkitkan minat.
e. Kalau bahan cukup diingat sebentar.
f. Untuk memberi pengantar atau petunjuk bagi suatu bentuk atau format lain.
Metode ceramah tidak cocok bila:
a. Kalau tujuan bukan perolehan informasi.
b. Untuk retensi jangka panjang.
c. Untuk bahan yang kompleks, terperinci, abstrak.
d. Kalau keterlibatan siswa penting bagi pencapaian tujuan.
e. Bila tingkat kemampuan dan pengalaman siswa kurang.
f. Bila tujuan bersifat kognitif tingkat tinggi.
g. Bila tujuan untuk psikomotor.
E. Beberapa kebaikan :
a. Metode ini ekonomis dalam waktu dan mudah dilakukan guru.
b. Guru dapat dengan mudah menguasai kelas.
c. Organisasi kelas dapat di atur lebih sederhana.
d. Memberikan kesempatan yang luas kepada guru untuk mengemukakan pengalaman, pengetahuan dan kebijakan-kebijakannya.
e. Membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan mendengarkan secara tepat (akurat), kritis dan dengan sambil melakukan apresiasi.
f. Memungkinkan bagi guru untuk bertatap muka dengan banyak siswa sekaligus.
F. Beberapa kelemahan:
a. Ada kemungkinan timbul verbalisme bila tidak dibantu dengan alat peraga.
b. Guru sulit untuk mengetahui pemahaman terhadap bahan-bahan yang diberikan.
c. Tidak banyak memberikan kesempatan untuk memecahkan masalah dan berfikir.
d. Umumnya gurur mendominasi proses belajar mengajar (aktif) sedangkan murid pasif.
e. Cenderung mengutamakan belajar dengan ingatan, artinya siswa mengingat-ingat fakta.
f. Kurang merangsang pengembangan kreatifitas dan keterampilan mengemukakan pendapat bagi siswa.
g. Menitik beratkan pada minat penceramah, bukan pada minat siswa.
h. Metode ceramah kurang/tidak memadai untuk pengajaran yang bertujuan mengembangkan keterampilan dan sikap siswa tetapi lebih mengutamakan aspek perkembangan intelektual.
II. METODE TANYA JAWAB
A. Pengertian:
Metode tanya jawab ialah cara menyajikan pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari gurur kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Pertanyaan-pertanyaan dapat dilakukan secara lisan (umumnya digunakan dalam proses belajar mengajar) atau secara tertulis (biasanya digunakan dalam test)
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengemukakan pertanyaan:
a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan.
b. Pembagian dan penunjukan.
B. Teknik Bertanya:
1. Teknik Menunggu
2. Teknik reinforcement
3. Teknik menunggu dan menggali (prompting dan probing)
C. Jenis Bertanya
1. Jenis pertanyaan menurut bentuknya:
Menurut maksudnya, pertanyaan itu dikelompokkan menjadi 5 kategori:
a. Pertanyaan permintaan (compliance question)
b. Pertanyaan retoris (rhetorical question)
c. Pertanyaan pengarah (directing question)
d. Pertanyaan Probing
e. Pertanyaan Promting
2. Jenis pertanyaan menurut taksonomi Bloom
a. Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowledge question)
b. Pertanyaan pemahaman (comprehension question)
c. Pertanyaan penerapan (application question)
d. Pertanyaan analisa (analisis question)
e. Pertanyaan sintesa (synthesis question)
f. Pertanyaan evaluasi (evaluation question)
III. METODE DISKUSI
A. Pengertian
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana para siswa dihadapkan kepada suatu masalah berupa pertanyaan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Teknis Pelaksanaan Bentuk-bentuk Diskusi
1. Teknik pelaksanaan diskusi kelompok kecil.
2. Teknik pelaksanaan diskusi kelompok panel.
3. Teknik pelaksanaan diskusi kelompok simposium
4. Teknik pelaksanaan seminar.
5. Teknik pelaksanaan lokakarya.
B. Cara pelaksanaan diskusi
1. Mempersiapkan diskusi
a. Menentukan tujuan diskusi.
b. Menetapkan masalah.
c. Mempersiapkan segala yang diperlukan, seperti: mengatur tempat, peralatan, waktu, pembicara dalam diskusi dan lain-lain.
2. Pelaksanaan diskusi
a. Mencetak segala persiapan yang penting.
b. Memberi pengarahan dan merangsang siswa untuk memikirkan pemecahan masalah yang dibahas.
c. Menjaga suasana kelas dan mengatur giliran pembicara.
d. Kendalikan pembahasan ke arah pokok permasalahan.
e. Perhatikan waktu yang direncanakan.
f. Secara umum peranan guru dalam diskusi antara lain:
1. Sebagai fasilitator.
2. Sebagai pengawas.
3. Sebagai akhli (expert) atau agent of instruction.
4. Sebagai penghubung kemasyarakatan.
3. Pimpinan Diskusi
Sebaiknya pemimpin diskusi adalah siswa maka ada baiknya dilakukan secvar bergiliran. Adapun tugas pimpinan diskusi antara lain:
1. Sebagai pengatur acara diskusi.
2. Sebagai pengatur lalu lintas pembicaraan dalam diskusi.
3. Sebagai penengah dan penyimpul berbagai pendapat.
4. Beberapa kebaikan :
C. Metode diskusi memiliki beberapa kebaikan antara lain:
1. Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa dalam pemecahan masalah.
2. Melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar, sebagai peserta. Atau sebagai perumus pertanyaan dan lain sebagainya.
3. Melatih keterampilan menyajikan pendapat, mempertahankan pendapat, menghargai dan menerima pendapat orang lain serta sikap demokratis dapat dibina melalui diskusi.
4. Dapat mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri (self confidence)
5. Membantu siswa menyadari bahwa pemecahan suatu masalah adalah berkat subangan dari orang lain.
D. Beberapa Kelemahan
Metode diskusi memiliki beberapa kelemahan antara lain:
1. Sering pembicaraan diborong oleh dua atau dua orang siswa yang telah terbiasa dan terampil mengemukakan pendapat.
2. Waktu yang telah direncanakan sering tidak terkendali sehingga terpaksa memperpanjang waktu dari yang direncanakan.
3. Kadang-kadang pembahasan dapat meluas dan mengembang sehingga sasaran untuk pemecahan masalah pokok menjadi kabur.
4. Perbedaan pendapat yang emosional terkadang dapat menyinggung perasaan, bahkan ada kalanya berlanjut dengan dendam pribadi atau kelompok di luar kelas.
IV. METODE PEMBERIAN TUGAS
A. Pengertian
Tugas merupakan suatu aspek dari macam-macam metode pengajaran. Tujuannya ialah memberi kesempatan latihan suatu hal yangtelah dipelajari atau menyelidiki hal-hal yang berhubungan dengan apa yang sedang dipelajari.
Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
B. Syarat-syarat Pemberian Tugas:
1. Tugas harus dipahami siswa.
2. Harus disertai petunjuk-petunjuk tentang cara mengerjakan tugas.
3. Tugas hendaknya bertalian dengan apa yang dipelajari.
4. Tugas hendaknya dibicarakan bersama murid.
5. Sedapat mungkin tidak uniform melainkan berbeda-beda menurut kesanggupan dan minat siswa.
6. Tugas harus mengandung arti bagi siswa,
7. Waktu pengertian tugas disesuaikan dengan kesanggupan siswa.
C. Beberapa Petunjuk Memberikan Tugas
Beberapa petunjuk yang bertalian dengan syarat-syarat cara memberikan tugas yang baik antara lain:
1. Guru harus memikirkan dan mempersiapkan terlebih dahulutugas yang hendak diberikan pada siswa.
2. Guru harus berrtujuan agar tugas dapat diterima oleh murid karena melihat manfaat bagi dirinya.
3. Guru harus berusaha agar tugas dipahami oleh siswa.
4. Tugas harus disesuaikan dengan perbedaan kesanggupan dan minat anak.
5. Guru harus memberi petunjuk tentang car mengerjakan tugas.
6. Guru harus memusatkan siswa kepada soal-soal penting atau baru dalam tugas itu.
7. Tugas hendaknya mengandung unsur yang mendorong siswa untuk berfikir dan menyelidiki.
8. Sedapat mungkin guru memberikan kriteria atau cara siswa untuk menilai hasil pekerjaannya.
D. Jenis-jenis Tugas
Berbagai jenis tugas dapat diberikan kepada siswa antara lain:
1. Tugas membuat rangkuman.
2. Tugas membuat makalah.
3. Tugas menjawab pertanyaan.
4. Tugas mengadakn observasi dan atau wawancara.
5. Tugas mengadakan latihan.
6. Tugas mendemonstrasikan sesuatu.
7. Tugas menyelesaikan proyek atau tugas tertentu.
E. Cara Pelaksanaan
Dalam memberikan tugas yang baik, guru hendaknya menempuh langkah-langkah berikut:
1. Pemberian tugas dan penjelasannya.
Pada langkah ini hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Tugas yang diberikan guru atau pekerjaan yang harus diselesaikan siswa harus jelas.
b. Tujuan tugas yang diberikan hendaknya dijelaskan kepada siswa.
c. Apakah tugas itu merupakan tugas individual atau kelompok, perlu diputuskan bersama-sama siswa.
d. Berikan pengarahan baik secara individual atau kelompok mengenai tugas.
e. Memberikan kemudahan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas.
f. Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas hendaknya jelas.
F. Pelaksanaan Tugas
Pada langkah ini siswa mengerjakan tugas yang diberikan. Guru hendaknya melakukan, antara lain:
a. Memberikan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan, hambatan, atau salah arah dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
b. Memberikan dorongan, terutama bagi siswa yang lambat atau kurang bergairah dalam mengerjakan tugas.
G. Pertanggungjawabantugas
H. BeberapaKebaikan
a. Tugaslebihmerangsangsiswauntukbelajarlebihbanyakbaik di kelasmaupun di luarkelas.
b. Tugasdapatmengembangkansikappercayadiridankemandirian siswa yang diperlukan dalam kehidupannya kelak.
c. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.
d. Metode ini dapat membina tanggung jawab dan disiplin bagi siswa.
e. Metode ini dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
f. Metode ini merupakan aplikasi prinsip mengajar yaitu prinsip aktivitas.
g. Tugas dapat lebih meyakinkan, memperdalam, memperkaya, atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.
I. Beberapa Kelemahan
a. Adanya kecenderungan dalam tugas kelompok.
b. Khusus tugas yang mengerjakannya di luar kelas sulit di kontrol.
c. Sulit untuk memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individual siswa.
d. Tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.
e. Pemberian tugas yang terlalu sering dan tidak disertai informasi penilaian sering menimbulkan beban dan keluhan bagi siswa.
V. METODE KERJA KELOMPOK/ PENUGASAN
A. Pengertian
Metode kerja kelompok adalah cara penyajian pelajaran dimana para siswa disusun dalam kelompok-kelompok pada waktu menerima pelajaran atau mengerjakan tugas-tugasnya.
Ciri metode ini ialah bahwa pada akhirnya semua kelompok yang ada di kelas itu, ikut bertanggung jawab atas hasil yang dicapai oleh setiap kelompok.
Pada metode ini, pengorganisasian para siswa menjadi kelompok-kelompok memainkan peranan penting dalam mencapai hasil belajar yang memuaskan. Di bawah ini akan dijelaskan tentang bentuk-bentuk kelompok.
B. Bentuk-bentuk kelompok:
1. Ditinjau dari lamanya suatu kelompok berfungsi. Kita membedakan adanya:
a. Kelompok permanen.
b. Kelompok temporer.
2. Ditinjau dari jenis pekerjaan atau tugas yang dilakukan kita dapat membedakan adanya:
a. Kelompok-kelompok dengan tugas yang sama.
b. Kelompok-kelompok dengan tugas yang berbeda-beda.
3. Ditinjau dari komposisi anggota kelompok, kita dapat bagi kelompok dalam:
a. Kelompok heterogen.
a.1. Kelompok heterogen menurut jenis kelamin.
a.2. Kelompok heterogen menurut taraf kecerdasannya.
b. Kelompk homogen
b.1. Kelompok homogen menurut jenis kelamin.
b.2. Kelompok homogen menurut taraf kecerdasan
Urutan Abjad, Hasil Undian
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
Agar setelah kelompok terbentuk, semua anggota kelompok dapat bekerja samaa secara harmonis. Perlu diperhatikan beberapa faktor sebagai berikut:
1. Hubungan anngota kelompok dan antara kelompok-kelompok harus tetap dijaga agar harmonis..
2. Setiap anggota kelompok mengetahui dan menyakini tujuan kelompoknya.
3. Semua kelompok menyadari tujuan bersama dari kesatuan tugas yang didapatnya.
4. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab didalam kelompoknya masing-masing dan tidak menyerahkannya hanya kepada ketua kelompok saja.
5. Adanya pengertian dari semua siswa bahwa pengelompokan hanya merupakan alat dan bukan tujuan.
6. Semangat kesatuan kelas tidak baik di dominasi oleh rasa kelompokisme artinya hanya kelompoknyalah yang terbaik.
7. Jumlah anggota dalam setiap kelompok minimal tiga, maksimal tujuah orang.
C. Pelaksanaan
Cara kerja kelompok yang lebih sederhana dalam menggunakan metode ini dapat ditempuh sebagai berikut:
1. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok.
2. Masalah yang harus dibahas diajukan kepada setiap kelompok.
3. Masing-masing kelompok mulai mendiskusikannya di dalam kelompok.
4. Guru menanyakan kelompok mana yang sudah siap dengan jawabannya, dan kelompok lain mendengarkan hasil pembahasan kelompok tersebut.
D. Kebaikan Metode Kerja Kelompok
1. Lebih mudah di awasi dan dibimbing karena dikumpulkan dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil dari pada kelas.
2. Siswa yang kurang berani atau pemalu akan lebih berani menetukan pendapat dalam kelompoknya.
3. Pemikiran yang dibahas dalam kelompok kecil, akan lebih senang dibanding dengan buah fikiran hasil pemikiran seorang.
4. Berkelompok mencerminkan keadaan hidup dimasyarakat yang sebenarnya.
5. Merupakan aplikasi dari pada prinsip mengajar yaitu prinsip azas koperasi.
6. Membangkitkan semangat bersaing yang sehat diantara kelompok.
7. Mempercepat dan lebih baik dalam menyelesaikan pemecahan masalah karena difikirkan oleh beberapa orang secara bersama-sama.
E. Kelemahan Metode Kerja Kelompok
1. Sulit membentuk kelompok yang kemudian dapat bekerja sama dengan harmonis.
2. Menimbulkan fanatik terhadap kelompoknya.
3. Penilaian terhadap murid sebagai individu menjadi sulit karena tersembunyi dibelakang kelompok.
4. Kecenderungan anggota yang malas dan bodoh akan menyerahkan segala-galanya kepada yang rajin dan lebih pandai atau ketua kelompok.
5. Sering didominasi kelompok tertentu atau siswa tertentu dapat menyita waktu banyak, sedangkan siswa lain hanya berperan sebagai penonton.
6. Kerja sama kelompok akan terganggua, jiaka diantara anggota kelompok terjadi ketidaksamaan faham atau pendapat.
VI. METODE DEMONSTRASI
A. Pengertian
Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan mempertunjukan atau memperlihatkan suatu proses dengan menambah penjelasan lisan.
B. Cara Pelaksanaannya
Untuk menggunakan metode demonstrasi dengan baik, perlu kita perhatikan langkah-langkah yakni perencanaan dan persiapan demonstrasi, pelaksanaan demonstrasi, tindak lanjut dan nilai demonstrasi.
1. Perencanaan dan Persiapan demonstrasi
Yang perlu diperhatikan pada langkah ini, antara lain sebagai berikut:
a. Menguasai setiap langkah yang akan didemonstrasikan.
b. Mempersiapkan alat-alat peraga yang akan dipergunakan pada waktu demonstrasi.
c. Menetapkan tujuan demonstrasi.
d. Sebelum mempersiapkan apa yang akan di demonstrasikan lebih dulu dicobakan sehingga mendapat gambaran tentang kekurangan-kekurangan untuk diperbaiki.
e. Mempersiapkan tempat dimana demonstrasi akan dilaksanakan.
f. Agar muris lebih mudah mengikuti demonstrasi, tulis sebelumnya garis-garis besar demonstrasi.
g. Usahakan agar setiap siswa dapat melihat demonstrasi dan dapat mendengarkan penjelasan.
2. Pelaksanaan Demonstrasi
Setelah segala sesuatunya direncanakan dan disiapkan, selanjutnya mulai melaksanakan demonstrasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Menjelaskan tujuan demonstrasi dan membangkitkan minat siswa, sehingga timbul hasrat ingin tahu.
b. Dalam demonstrasi hendaknya sederhana dan menonjolkan, hal yang pokok saja atau yang mudah dipahami siswa.
c. Selalu berpegang pada inti atau pokok yang diperlihatkan.
d. Memperhatikan siswa, apakah demonstrasi dipahami .
e. Jangan melakukan demonstrasi secara terburu-buru. Ajukan pertanyaan kepada siswa apakah demonstrasi itu jelas atau tidak.
f. Sambil melakukan demonstrasi pada saat tertentu rangkum apa yang dipertunjukkan.
C. Tindak lanjut dan Evaluasi demonstrasi
D. Beberapa kelebihan metode demonstrasi
a. Dapat menghindarkan verbalisme.
b. Proses pengajaran akan lebih menarik.
c. Merangsang siswa untuk aktif.
E. Beberapa Kelemahan Metode demonstrasi
a. Apabila jumlah siswa terlalu besar maka akan sulit mengatur situasi demonstrasi agar semuanya dapat melihat dan mendengarkan penjelasan.
b. Kalau objek yang di demonstrasikan terlalu kecil, maka sulit sekali untuk dapat menunjukan yang mana yang harus diperhatikan.
c. Penggunaan metode ini tidak akan efektif apabila guru kurang memahami dan terampil dalam pelaksanaan metode demonstrasi.
d. Apabila tidak menonjolkan hal-hal yang inti atau pokok metode ini sering melampaui waktu telah ditentukan.
VII. METODE SIMULASI
A. Pengertian
Simulasi mirip dengan latihan. Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti pura-pura atau berbuat seolah-olah atau simulation yang berarti tiruan atau perbuatan yang hanya berpura-pura saja.
Simulasi sebagai metode mengajar ialah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan atau berpura-pura dalam proses belajar untuk memperoleh suatu pemahaman , tentang suatu konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.
B. Jenis-jenis Simulasi
Dilihat dari sifat tiruannya, terdapat beberapa jenis simulasi sebagai berikut:
1. Bermain peran (role-playing)
2. Sosiodrama.
3. Permainan Simulasi
4. Psikodrama
5. Peer Teaching.
C. Cara Pelaksanaan
Secara umum simulasi dapat dilakukan dengan melalui tahapan atau langkah-langkah sebagai berikut:
1. Kesiapan Simulasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan suatu simulasi antara lain:
a. Menetapkan topik atau masalah pokok dan tujuan.
b. Guru memberi gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
c. Guru menjelaskan peran masing-masing yang mesti dimainkan, waktu yang disediakan, dan menetapkan para pemain peran (siswa).
d. Guru memberi kesempatan kepada para pemain peran untuk menyiapkan diri sehingga jelas apa dan bagaimana peran yang akan ditampilkan dalam rangka topik atau masalah pokok tersebut.
D. Pelaksanaan Simulasi
a. Simulasi mulai dilakukan oleh kelompok siswa yang memerankannya.
b. Siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian, sekaligus sebagai penilai dari apa yang ditampilkan.
c. Guru hendaknya memberikan bantuan terhadap pemain peran yang mendapat kesulitan, agar jalannya peran keseluruhan yang dimainkan kelompok tidak terhambat.
d. Guru memberikan dorongan kepada siswa agar percaya diri dan mampu memainkan peran demi kelancaran pelaksanaan simulasi.
e. Mengakhiri atau menghentikan simulasi pada saat penampilan puncaknya.
E. Diskusi Pelaksanaan Simulasi
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain menggugah adanya laporan dan kritik, pendapat dan saran dari siswa. Kemudian ditarik kesimpulan dan saran bersama guru. Apabila dipandang perlu untuk menyempurnakan situasi, dapat dilakukan situasi ulang yang dapat dimainkan oleh para siswa yang sama atau oleh siswa lainnya.
F. Beberapa Kebaikan Metode Simulasi
1. Metode ini dapat mendorong motivasi, siswa untuk berpartisipasi.
2. Tidak menuntut keterampilan berkomunikasi secara khusus.
3. Menuntut interaksi antar siswa yang akan menciptakan keakraban dalam kesatuan kelas.
4. Mengembangkan kemapuan berfikir kritis, sebab nereka aktif menganalisis, menilai berbagai tindakan serta berbagai konsekuensinya.
5. Merangsang siswa untuk biasa dan terampil dalam menanggapi, dalam bertindak secara spontan.
6. Memupuk keberanian siswa dalam menampilakn sesuatu didepan orang banyak.
7. Simulasi dapat dijadikan bekal siswa apabila mengahadapi situasi sebenarnya.
8. Sekalipun bukan tujuan metode ini, melalui simulasi dapat dikembangkan bakat atau kemampuan yang mungkin dimiliki siswa.
G. Beberapa kelemahan metode simulasi
1. Masih banyak orang mempertanyakan validitas simulasi.
2. Faktor emosional seperti rasa malu, ragu-ragu atau takut akan mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
3. Simulasi memerlukan pengelompokan siswa yang fleksibel serta ruangan dan fasilitas yang tidak selalu tersedia dengan baik.
4. Tidak jarang simulasi dijadikan sebagai alat ukur hiburan, sedangkan fungsinya sebagai alat belajar menjadi terabaikan.
5. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan di lapangan atau dalam kehidupan.
6. Pelaksanaan dimulasi sering menjadi salah arah. Karena kurangnya pengalaman, keterampilan atau penguasaan siswa terhadap masalah sosial yang diperankan.
VIII. METODE EKSPERIMEN
A. Pengertian
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Tujuan utama metode eksperimen adalah menemukan kebenaran melalui kesimpulan-kesimpulan yang tepat dari data/fakta yang dapat diamati atau diperoleh.
Pelaksanaan eksperimen dapat berlangsung dalam waktu pendek, misalnya hanya dalam waktu satu, dua jam, tetapi dapat pula dalam waktu panjang, seminggu, sebulan, bahkan setahun. Hal itu sangat bergantung pada tujuan dan objek yang diselidiki dalam percobaan itu.
B. Cara Pelaksanaan
1. Persiapan eksperimen
a. Menetapkan tujuan eksperimen
b. Mempersiapkan berbagai alat dan bahan yang diperlukan.
c. Mempersiapkan tempat eksperimen.
d. Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat-alat dan tempat eksperimen.
e. Memperhatikan soal keamanan dan kesehatan.
f. Memperhatikan soal disiplin dan tata tertib.
g. Memberikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan, tahapan-tahapan yang mesti dilakukan siswa, termasuk yang dilarang atau yang membahayakan.
2. Pelaksanaan Eksperimen
a. Siswa memulai melakukan percobaan.
b. Pada waktu percobaan dilakukan siswa, guru memperhatikan da
c. mengamati proses percobaan serta memberi dorongan dan bantua seperlunay terhadap kesulitan yang dihadapi siswa.
d. Guru hendaknya memperhatikan kelancaran keseluruhan percobaan.
3. Tindak Lanjut Eksperimen
Antara lain:
a. Meminta kepada siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru.
b. Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen, dan menyimpulkannya.
c. Memeriksa dan menyimpan kembali segala peralatan yang digunakan dan membersihkannya bila diperlukan.
C. BeberapaKebaikanMetodeEksperimen
1. Metodeinidapatmenimbulkan rasa percayadiriatas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
2. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris.
3. Siswa belajar dengan mengadakan atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian.
4. Mengembangkan sikap berfikir ilmiah.
5. Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat realistis dan obyektif.
6. Hasi belajar akan tahan lama di ingat dan siswa terhindar dari verbalisme.
7. Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa yang selalu tertarik pada obyek-obyek yang nyata dari alam sekitarnya.
D. Beberapa kelemahan Metode Eksperimen
1. Tidak semua mata pelajaran atau bidang pengajaran dan pokok bahasan dapat diajarkan dengan metode ini.
2. Tidak semua hal dapat dieksperimenkan.
3. Suatu eksperimen tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan.
4. Mahalnya alat-alat praktikum sering merupakan hambatan untuk melakukan eksperimen.
5. Kurangnya penguasaan guru tentang materi yang di eksperimenkan. Penggunaan peralatan mutakhir, pemahaman cara pelaksanaan metode ini berpengaruh terhadap efektifitas eksperimen.
IX. METODE PENEMUAN (INQUIRY-DISCOVERY)
A. Pengertian
Istilah discovey berarti penemuan, inquiry berarti meneliti atau mencari. Ada dua pendapat tentang penggunaan istilah discovery-inquiry, yaitu:
a. Istilah discovery dapat diartikan dengan maksud yang sama dan digunakan saling bergantungan atau kedua-duanya sekaligus.
b. Istilah discovey dan inquiry pada hakekatnya mengandung perbedaan, sekalipun secara umum menunjukan pengertian yang sama.
Inquiry dibentuk dan meliputi discovery-discovery, dengan perkataan lain inquiry adalah suatu perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Dalam inquiry melibatkan proses mental yang dilakukan siswa lebih tinggi tingkatannya.
Inquiry dapat menggunakan banyak bentuk, tetapi bentuk pemecahan masalah yang disarankan J. Dewey merupakan salah satu bentuk yang umum dipergunakan. Prosesnya melibatkan lima langakah yaitu: 1) merumuskan masalah, 2) menyusun hipotesa; 3) mengumpulkan data; 4) mengevaluasi bukti; 5) membuat kesimpulan.
Data adalah karakteristik benda-benda, hal-hal atau kejadian-kejadian yang diamati.
Konsep adalah suatu konstruksi mental yang memungkinkan kita berfikir dan mengkonsumsikan tentang suatu kelompok atau suatu golongan benda atau idea. Contoh ; inti sel, panas, masyarakat, demokrasi, dan lain-lain.
Generalisasi adalah hasil kesimpulan hubungan korelatif antara konsep-konsep. Jadi, generalisasi sifatnya lebih abstrak dari konsep dan lebih abstrak dari pada data.
Inquiry-discovery, mothod, reflective thinking method. Scientific method, problem solving method. Istilah tersebut pada hakekatnya sama, namun telah dikembangkan dalam bentuk dan cara yang berbeda-beda, disebut dengan nama-nama metode proyek, metode pengajaran unit, metode diskusi, metode penemuan, serta metode eksperimen.
B. Cara Pelaksanaan
Untuk melaksnakan metode pemecahan masalah dapat diikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Siswa dibagi beberapa kelompok. Setiap kelompok kurang dari lima orang.
2. Menentukan pokok permasalahan yang akan dipecahkan. Merumuskan masalahnya sebaiknya dalam bentuk pertanyaan agar lebih tajam dan terasa bahwa itu masalah.
3. Selanjutnya mendiskusikan pokok masalah dengan kegiatan antara lain:
a. Mengajukan hipotesis
b. Mengumpulkan data
c. Analisa dan sintesa data
d. Mengambil kesimpulan
e. Menyimpulkan dan melaksanakan kesimpulan yang diperoleh.
f. Menilai kembali keseluruhan proses pemecahan masalah.
C. Jenis Discovery
Jenis-jenis penemuan antara lain:
a. Guide discovery-inquiry
b. Medified discovery-inquiry
c. Free inquiry
D. Beberapa Keuntungan Metode Penemuan
Strategi discovery memiliki beberapa kebaikan ialah:
1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-ketrampilan dan proses-proses kognitif.
2. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya.
3. Menimbulkan rasa senang siswa.
4. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
5. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
6. Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesis sendiri.
7. Memberikan kepuasan yang bersifat instrinsik.
8. Proses belajar meliputi semua aspek yang menunjang siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya (a fully fuctioning person), dan mengembangkan self concept pada diri siswa.
E. Beberapa Kelemahan
Ada beberapa kelemahan metode ini, adalah:
1. Berdasarkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran tertentu untuk belajar.
2. Kebiasaan guru mengajar yang umumnya sebagai pemberi atau penyaji informasi dituntut mengubah kebiasaan tersebut menjadisebagai fasilitator, motivator dan pembimbing siswa dalam belajar.
3. Pelaksanaan metode ini memerl;ukan penyediaan berbagai sumber belajar dan fasilitas yang memadai.
4. Pemecahan masalah mungkin dapat bersifat mekanistis, formalitas dan membosankan.
5. Kebebasan yang diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan metode ini tidak berarti menjamin bahwa belajar dengan baik dalam arti mengerjakannya dengan tekun, penuh aktivitas dan terarah.
X. METODE KARYAWISATA
A. Pengertian
Metode karyawisata adalah cara penyajian pelajaran dengan membawa siswa mempelajari bahan-bahan (sumber-sumber) belajar di luar kelas. Istilah lain seperti widyawisata, study tour tidak menjadi persoalan, asalkan dengan maksud sama, yaitu membawa siswa ke luar kelas untuk mempelajari bahan-bahan (sumber-sumber) belajar dalam kaitannya dengan materi pelajaran di sekolah. Kalaut tidak demikian, maka lebih merupakan kegiatan rekreasi saja, dan bukan sebagai metode mengajar.
Suatu karyawisata yang baik dilakukan oleh siswa bersama guru dengan memperhatikan langkah-langkah berikut ini:
1. Perencanaan atau persiapan karyawisata.
a. Menetapkan tujuan karyawisata.
b. Mempertimbangkan dan menetapkan objeknya.
Menetapkan lama waktunya.
c. Menetapkan teknik-teknik mempelajari obyeknya.
d. Menetapkan orang2 atau jawatan yang harus dihubungi.
e. Memperhitungkan banyaknya muris yang akan berkaryawisata.
f. Menetapkan perlengkapan keperluan belajar untuk dipergunakan di obyek.
g. Menjelaskan cara membuat atau menyusun laporan.
h. Menyelesaikan dan melengkapi syarat-syarat administratif yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan karyawisata.
i. Memperhitungkan keadaan iklim, musim dan cuaca.
j. Menjelaskan secara global, keadaan obyek yang akan dikunjungi.
2. Pelaksanaan karyawisata.
a. Segera menemui pimpinan obyek sesampainya di obyek.
b. Membantu siswa melakukan tanya jawab atau wawancara dengan petugas juru penerang untuk memperoleh keterangan yang diperlukan.
c. Selesai melakukan pbservasi, siswa dikumpulkan kembali untuk berdiskusi atau tanya jawab mengenai apa yang telah diamati.
d. Sebelum pulang, melakukan absensi dan kemudian mohon diri dari pimpinan obyek, jika yang dikunjungi adalah suatu obyek yang dikuasai oleh orang atau lembaga tertentu.
3. Tindak lanjut dan evaluasi
Dalam tindak lanjut dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menerima laporan siswa.
b. Mendiskusikan laporan.
c. Mengadakan bacaan berkenaan dengan apa yang diamati selama berkaryawisata.
d. Mengumpulkan hasil karyawisata kepada seluruh sekolah.
e. Mengevaluasi hasil-hasil karyawisata.
B. Bebrapa kebaikan metode karyawisata
1. Siswa dapat mengamati suatu obyek dalam situasi yang asli.
2. Karyawisata menerapkan prinsip mengajar, yaitu memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
3. Menghindarkan terjadinya verbalisme.
4. Membuat apa yang dipelajari di sekolah menjadi relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
5. Mengembangkan, menemukan dan memupuk rasa cinta pada alam dan tanah air.
6. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
7. Siswa dibiasakan mencari dan mengolah sendir informasi dengan cara melakukan observasi, mengamati dengan teliti. Membuat laporan observasi.
8. Karyawisata dapat membuat siswa belajar lebih senang atau dapat menyegarkan kembali fikiran, terhindar dari kejenuhan karena selalu belajar di dalam kelas saja.
C. Bebrapa Kelemahan Metode Karyawisata
1. Guru yang belum melakukan karyawisata masih ragu-ragu untuk melaksanakannya.
2. Perusahaan, pabrik, kantor, dan instansi-instansi lain yang dijadikan obyek karyawisata merasa terganggu bila dapat kunjungan dari siswa.
3. Kadang-kadang soal transportasi dan biaya merupakan kesukaran, terutam bila obyek karyawisata cukup jauh.
4. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas dari tujuan utam, sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.
5. Karyawisata yang memerlukan waktu banyak akan dapat mengganggu pelajaran lain.
6. Membuat rencana yang baik, sehingga karyawisata mempunyai nilai pendidikan bagi anak, memerlukan waktu, pikiran, dan pengalaman.
7. Sulit dihilangkan anggapan siswa bahwa karyawisata sama dengan piknik.
MEDIA PENGAJARAN
A. Konsep Media Pengajaran
Pengertian media pengajaran sering disalah tafsirkan dengan sarana peralatan pendukungnya. Kadang-kadang orang menafsirkan medai. Namun, masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri baik secara konseptual maupun operasionalnya. Oleh karena itu untuk mempermudah pemahaman tentang ketiga istilah tersebut, berikut ini akan dikemukakan sebagai berikut:
1. Sumber Belajar
Klasifikasi sumber belajaritu dapat dibagi menjadi enam bagian yaitu:
a. Pesan
b. Orang
c. Bahan
d. Alat
e. Aktivitas
f. Lingkungan
Alat pengajaran adalah segala alat yang dapat menunjang efektifan dan efesiensi pengajaran. Ada juga yang memberikan istilah sarana belajar atau sarana pengajaran, yaitu alat bantu (lengkap) yang digunakan guru dalam berkomunikasi dengan siswa.
Alat pengajaran ada yang bersifat umum, artinya dapat digunakan dalam berbagai bidang pengajaran, misalnya papan tulis, papan flanel, papan magnetik dan lain-lain. Ada pula yang buat khusus untuk bidang pengajaran tertentu, misalnya: jajaran genjang, kerucut, kubus, dan lain-lainnya. Lebih khusus lagi.
Media Pengajaran
Kata media berasal dari kata mediun (Latin) yang berarti antara atau pengantar. Media itu merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar.
Proses Belajar Mengajar Sebagai Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu syaratdan mempunyai peran penting dalam dunia kehidupan. Demikian juga dalan dunia pendidikan formal, guru bertugas mengajar, yaitu menciptakan komunikasi antara siswa dengan guru.
Media Untuk Komunikasi Pembelajaran
Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa media pengajaran mengandung dua unsur yaitu bahan atau amteri dan unsur wahana atau wadah atau penampil dari pesan. Sedangkan komunikasi adalah suatu dimana penyampaian atau pengoperan atau pertukaran informasi /pesan pikiran atau pesan dengan menggunakan kata-kata.
Isyarat-isyarat dan lambang-lambang lain. Dalam komunikasi tercakup tiga hal ; (1) interaksi antar pengirim dan penerima pesan; (2) penyusunan signal-signal yangmenuntut pesan-pesan yang disampaikan pengirim kepada penerima; (3) saling membri dan menerima gagasan/buah pikiran untk dihayati.
Media merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran. Untuk melihat sejauh mana peran media untuk pembelajaran, maka dibawah ini akan dikemukakan dua peran utama media yakni:
1. Media pengajaranbisa menggantikan guru pada saat tidak bertatap muka dengan siswa, jadi peran media pengajaran ini sebagai alat belajar siswa.
2. Media pengajaran dipergunakan oleh guru pada saat bertatap muka dengan siswa, jadi peran media pengajaran ini sebagai alat peraga/alat bantu pengajaran.
Adapun fungsi media untuk pembelajaran mempunyai nilai-nilai praktis berupa kemampuan untuk:
1. Menyajikan yang secara biasa, tidak biasa disajikan karena berbagai hal, misalnya: terlampau luas, terlampau sempit, komplek, bahaya, cepat, lambat, lama atau sudah berlalu.
2. Membuat lebih konkrit konsep yang abstrak (misalnya untuk menjelaskan proses kerja jantung).
3. Memungkinkan siswa berinteraksi dengan lingkungannnya.
4. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa.
5. Membangkitkan motivasi belajar.
6. Menyajikan informasi belajar secar konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.
7. Menyajikan pesan atau informasi bekajar secara serempak.
8. Memberikan kesan individual untuk seluruh anggota kelompok.
d. Karakteristik Umum Media Pengajaran
Secara umum jenis dan karakteristik media:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar seperti radio, cassete recorder.
b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
c. Media audio-visual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Media ini terbagi atas:
1. Audiovisual dia, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara, cetak suara.
2. Audio-visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassete.