Info-Yazid.com│
PUNGLI adalah sebuah akronim dari Pungutan Liar merupakan suatu bentuk penurunan nilai kesopanan dari pelaku
PUNGLI itu sendiri.
PUNGLI sering kita temui ditempat-tempat umum atau tempat-tempat pelayanan umum.
PUNGLI menurut pengertian dan tindak lakunya bisa juga diartikan sebagai salah satu bentuk kolusi. Sebagai mana yang telah saya baahas pada artikel saya terdahulu yang berjudul Uang Pelicin, Tradisi atau Kolusi. So, yang belum tahu apa itu kolusi bisa langsung saja membaca artikel tersbut terlebih dahulu.
Namun, PUNGLI merupakan sebuah modus kolusi yang nyogok terpaksa nyogok, walau mereka tahu bahwa gak boleh atau tiak seharusnya, namun Karena harus membayar oleh orang-orang yang mempunyai kewenangan, maka dengan sangat terpaksa merogoh kocek.
Pelayanan umum merupakan sebuah tempat atau lahan subur bagi para pelaku PUNGLI tersebut. Sebut saja kantor pelayanan BPKB, KTP, PAJAK, bahkan SIM. Yang notabenenya merupakan suatu tempat yang seharusnya meniadakan PUNGLI.
Bukti pengalaman saya dalam membuat SIM C. disana tertulis biaya Cuma sekitar Rp. 65.000. namun saya butuh dana hampir Rp. 200.000, untuk memiliki sebuah kartu SIM tersebut. Berikut beberapa hal yang tidak masuk akal.
a. Periksa Kesehatan, Cuma pencet-pencet dan lihat tense darah saya bayarnya Rp. 25.0000
b. Sidik Jari, yang hanya bikin sidik jari harus bayar Rp. 10.000
c. Dll
Sebuah keanehan memang tapi ini nyata. Nyata bahwa ini merupakan hal yang tidak wajar.
Yang menjadi pertanyaan apakah Bangsa ini adalah bangsa yang tidak pernah bersyukur dengan apa yang sudah ada dan dikasih oleh yang kuasa? Sehingga perlu ada tambahan dari memungut secara liar dari hak orang lain.
Masalahnya, mending kalau yang dipungli termasuk orang yang mempunyai uang yang berlebih, coba kalau orang yang di pungli merupakan orang yang memiliki keterbatasan ekonomi? Yang ada do'a yang tidak baik akan melayang kepada anda.
Meski Cuma bisa memberikan do'a yang tidak baik, namun jangan pandang remeh sebuah kekuatan do'a. namun, kalau para pelaku takut akan hal itu tentunya tak kana da yang namanya PUNGLI.
Namun pada akhirnya kesadaran dari para pemungut PUNGLI lah yang perlu kita tunggu. Walau hal ini impossible. Tapi saya mau minta pendapat para pembaca aja nih, gimana caranya biar PUNGLI itu bisa berkurang. Atau bahkan menghilang dari Indonesia.
Begitulah potret kebobrokan pelayanan umum di Indonesia, mungkin ada yang tidak berPUNGLI, namun, karena nila setitik rusaklah susu sebelanga, mungkin pribahasa inilaha yang bisa menggambarkan situasi sebenarnya.
Demikianlah artikel hari ini yang membahas menganai masalah pungutan liar, semoga bisa memberikan kesadaran dan pendidikan yang berharga bagi semua. Dan terakhir terima kasih sudah membaca artikel di blog saya ini. Bagi anda yang tertarik dengan artikel saya sebelumnya silahkan kunjungi
Fenomena gagal Panen dan Mitosnya