Segala sesuatu sesuai dengan keinginan kita tampak menjadi sebuah kebenaran, dan yang tidak sesuai akan memicu kemarahan kita.
Demikianlah, nasehat dan kritikan, umumnya kita senang dengan pujian dan kita merasa tersnjung meski pujian itu palsu. Sebaliknya, kita enggan terhadap kritikan dan celaan meski kritik itu benar adanya. Ini sebenarnya sebuah aib yang sangat besar dan kesalahan yang fatal.
Kita orang yang suka mengkritik , namun sebenarnya kita sendiiri juga tidak suka di kritik orang lain.sebelum kita mengritik periksalah diri kita sendiri. Kita tidak suka orang berbuat ini, namun apakah juga kita tidak suka kalau yang berbuat itu diri kita sendiri atau yang berbuat itu justru orang yang kita sayangi. Itulah kritikan yang benar.
Namun jika kritikan itu hanya untuk orang, untuk musuh atau lawan politik ataupun untuk saingan kita itu mungkin hanya sebuah kedengkian.
Ada orang pernah berkata pada Salim Abdullah bin Umar, seorang alim dari kalangan tabi’in, “ Anda adalah orang yang berperilaku buruk.! Salim pun menjawab, “Memang hanya Engkaulah yang tahu tentang aku.!”
Seseorang pernah berkata pada Abubakar, “Demi Allah, aku akan cerca anda dengan cercaan yang akan anda bawa sampai kedalam kuburmu. Abubakar menjawab, “Tidak, tapi cercaanmu akan masuk bersamamu kedalam kuburmu.”
Ada seorang berkata Amru bin Ash, “Aku akan berusaha memerangimu.” Amru bin Ash menjawab, “ Mulai sekarang engkau telah menjatuhkan dirimu dalam kesibukan yang sebenarnya.”
Pepatah lama yang sangat baik kita jadikan tolak ukur bagi kehidupan kita mengatakan, “kuman diseberang lautan kelihatan, namun gajah di pelupuk mata tidak kelihatan.”
Hati-hati dengan kritikankarena bisa jatuh kedalam Ghibah yang mengakibatkan diri sendir yang binasa.
Hati-hati dengan kritikan, jangan karena ada perasaan iri dan dengki karenanya.
Hati-hati dalam mengkritik karena terkadang orang mengkritik menganggap orang selalu salah dan hanya dia yang merasa benar.